Prudential Plc melaporkan bahwa laba bisnis baru mereka mengalami penurunan sebesar 1,4% pada semester pertama tahun 2024, dengan total laba mencapai US$1,47 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya penjualan di pasar utama seperti China dan Hong Kong. Hal ini sesuai dengan perkiraan analis yang telah disusun sebelumnya.
Anil Wadhwani, CEO Prudential, sedang berusaha untuk memperkuat posisi perusahaan dalam pertumbuhan bisnis baru, terutama untuk mengejar pesaing utamanya, AIA Group Ltd. Meskipun demikian, Prudential tetap optimis bahwa laba bisnis baru akan meningkat pada tahun ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Tahun lalu, Wadhwani meluncurkan rencana ambisius untuk menggandakan laba bisnis baru menjadi US$5,4 miliar pada tahun 2027, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 20%. Prudential berharap peningkatan momentum penjualan yang terjadi pada bulan Juni dapat berlanjut hingga paruh kedua tahun ini.
Di China, penjualan Prudential mengalami penurunan yang signifikan akibat regulasi baru yang mengendalikan biaya distribusi bancassurance. Citic Prudential Life, anak perusahaan Prudential, telah mengalihkan fokusnya ke produk anuitas yang lebih menguntungkan. Di Hong Kong, penjualan Prudential juga mengalami penurunan setelah lonjakan penjualan pada tahun sebelumnya.
Di Indonesia, penjualan Prudential juga mengalami penurunan yang signifikan, mencerminkan perlambatan di seluruh industri asuransi. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Prudential mencatat kenaikan laba operasi yang disesuaikan sebesar 5,6%, setelah menghilangkan pengaruh perubahan nilai tukar dan pasar ekuitas.
Perusahaan juga mengumumkan dividen interim sebesar 6,84 sen dolar AS, meningkat 9% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada akhir Juni, Prudential menyatakan rencananya untuk membeli kembali saham senilai US$2 miliar pada pertengahan 2026. Semoga langkah-langkah ini dapat membantu Prudential untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dan mencapai target pertumbuhan yang telah ditetapkan.