Tiongkok baru saja meluncurkan penyelidikan antimonopoli terhadap Nvidia, si raksasa chip asal California. Nampaknya ini adalah balasan dari Beijing atas sanksi yang diberlakukan Washington terhadap perusahaan teknologi Tiongkok. Menurut media pemerintah Tiongkok, Administrasi Regulasi Pasar Negara sedang menyelidiki Nvidia atas kemungkinan pelanggaran undang-undang antimonopoli di Tiongkok.
Selain itu, regulator juga akan meninjau akuisisi Mellanox Technologies senilai $6,9 miliar oleh Nvidia. Nvidia, yang mengembangkan chip canggih untuk kecerdasan buatan (AI), merupakan salah satu perusahaan paling bernilai di dunia dengan kapitalisasi pasar lebih dari $3,4 triliun. Namun, dominasi Nvidia dalam chip kecerdasan buatan telah menarik perhatian regulator, termasuk Amerika Serikat.
Awal tahun ini, Departemen Kehakiman AS juga membuka penyelidikan antimonopoli terhadap Nvidia. Saham Nvidia turun 2,55 persen setelah berita penyelidikan Beijing ini. Penyelidikan Tiongkok dilakukan seminggu setelah Departemen Perdagangan AS mengumumkan pengendalian ekspor yang bertujuan untuk menjauhkan teknologi maju dari industri chip Tiongkok.
Beberapa ilmuwan politik berpendapat bahwa tindakan Beijing ini lebih bersifat simbolis daripada merugikan. Mereka menunjukkan bahwa penjualan Nvidia di pasar Tiongkok terbatas, sehingga dampak pembatasan ini mungkin tidak begitu signifikan. Beberapa ahli juga mengaitkan tindakan ini dengan larangan sebelumnya terhadap minuman anggur Australia dan makanan laut Jepang sebagai bentuk kemarahan terhadap negara-negara tertentu.
Nvidia sendiri telah bekerja sama dengan pengawas ekspor AS untuk membuat chip terpisah khusus untuk Tiongkok, yang masih menghasilkan 15 persen pendapatannya. Perusahaan juga berencana untuk bekerja sama dengan perusahaan China, Inspur, untuk mendistribusikan chip AI baru khusus untuk pasar Tiongkok.
Selain Nvidia, Beijing juga telah menyasar perusahaan lain dalam perang dagangnya dengan Washington. Pada bulan Oktober, Asosiasi Keamanan Siber China merekomendasikan peninjauan keamanan produk Intel dan menuduh perusahaan tersebut memasang fitur pengawasan pintu belakang. Tahun lalu, regulator Tiongkok juga melarang produk pembuat chip memori AS, Micron, menggunakan infrastruktur intinya setelah perusahaan tersebut gagal dalam tinjauan keamanan.
Kedua investigasi ini merupakan tindak lanjut dari investigasi yang dilakukan AS dan negara-negara lain terhadap perusahaan teknologi Tiongkok, Huawei dan ZTE. Semoga masalah ini dapat diselesaikan dengan bijaksana demi kebaikan kedua belah pihak.