Indonesia disebut-sebut memiliki pusat data yang siap untuk kecerdasan buatan (AI-ready) dengan kapasitas 202 megawatt (MW). Informasi ini terungkap dalam laporan tahunan Google yang berjudul “e-Conomy SEA 2024” yang baru saja dirilis. Laporan ini dibuat bersama oleh Temasek dan Bain & Company. Menurut Country Director Google Indonesia, Veronica Utami, dengan kapasitas 202 MW, Indonesia menjadi negara dengan pusat data AI-ready terbesar kedua di Asia Tenggara, setelah Singapura. Singapura dilaporkan memiliki pusat data yang siap untuk AI dengan kapasitas mencapai 1.000 MW. Sementara itu, Malaysia memiliki pusat data AI-ready berkapasitas 120 MW, Thailand 60 MW, Filipina 60 MW, dan Vietnam 40 MW.
Veronica menjelaskan bahwa infrastruktur seperti pusat data menjadi sangat penting seiring dengan meningkatnya adopsi AI dan kebutuhan akan pemrosesan data di Indonesia. Berdasarkan laporan Google, kapasitas pusat data AI-ready di Indonesia diprediksi akan meningkat hingga 268 persen dalam beberapa tahun mendatang. Dengan perkiraan tersebut, kapasitas pusat data yang “siap AI” di Indonesia bisa mencapai 743 MW dalam beberapa tahun ke depan. Selain itu, laporan juga memperkirakan peningkatan kapasitas pusat data di negara-negara tetangga Indonesia.
Google menekankan pentingnya dukungan kebijakan pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur bisnis dan teknologi terkait AI. Kebijakan pemerintah harus dapat memenuhi tiga prioritas utama, yaitu mendorong inovasi AI, mendukung pengembangan talenta/SDM di bidang AI, dan memastikan implementasi AI dilakukan secara bertanggung jawab.
Laporan Google juga mengungkap minat dan adopsi AI di Indonesia, tidak hanya di Jakarta tetapi juga di daerah-daerah seperti Kalimantan Timur dan Kepulauan Riau. Ada tiga bidang utama yang mendorong minat terhadap AI di Indonesia, yaitu pemasaran, gaming, dan pendidikan. Aplikasi mobile dengan fitur AI yang paling diminati adalah untuk pembuatan konten, efek foto, dan edit video.
Startup di Indonesia juga mulai memanfaatkan AI untuk menyelesaikan masalah kompleks di berbagai sektor, seperti pendidikan dan kesehatan. AI dapat membantu meningkatkan akses ke layanan kesehatan di daerah terpencil melalui telemedicine, membantu dokter dalam diagnosis penyakit, dan mendukung upaya pencegahan. Di sektor pertanian, AI dapat membantu petani dalam meningkatkan hasil panen dan mengidentifikasi hama serta penyakit tanaman.
Google memberikan hibah kepada EduFarmers International senilai 2 juta dolar AS untuk membantu petani di Indonesia memaksimalkan hasil panen mereka dengan bantuan AI. EduFarmers adalah organisasi nirlaba di bidang agrikultur yang didirikan pada tahun 2015. Pemanfaatan AI di berbagai sektor di Indonesia menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan. Dukungan dari pemerintah dan kolaborasi antara berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan implementasi AI di Tanah Air.