Mayoritas pasar saham di wilayah Asia-Pasifik mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan dari penurunan yang terjadi pada perdagangan sebelumnya. Pada hari ini, indeks Nikkei 225 Jepang mengalami lonjakan yang signifikan setelah kemarin menjadi yang terburuk di kawasan Asia-Pasifik. Pukul 11:16 WIB, Nikkei telah melonjak hingga 10,12%, menjadi yang terbaik di antara bursa lainnya. KOSPI Korea Selatan juga mengalami kenaikan yang cukup besar, mencapai 4,36%. Sementara itu, Hang Seng Hong Kong, Shanghai Composite China, dan ASX 200 Australia juga berhasil menguat masing-masing sebesar 0,46%, 0,04%, dan 0,49%. Di sisi lain, Straits Times (STI) Singapura masih terkoreksi sebesar 0,7%.
Meskipun mayoritas bursa saham di Asia-Pasifik mengalami kenaikan, namun STI Singapura nampaknya masih tertinggal. Perbedaan gerak STI dengan bursa Asia-Pasifik lainnya sudah sering terjadi, menunjukkan bahwa investor di Singapura mungkin masih menahan diri karena gejolak pasar yang belum mereda. Potensi koreksi di wilayah Asia-Pasifik juga masih cukup besar, terutama jika bursa saham AS belum pulih sepenuhnya.
Penurunan pada bursa Asia-Pasifik sebelumnya disebabkan oleh kekhawatiran investor terhadap potensi resesi di Amerika Serikat. Aksi jual beli saham murah yang dilakukan investor membuat bursa Asia mengalami penurunan yang signifikan. Bahkan, Nikkei Jepang mengalami periode terburuk sejak ‘Black Monday’ pada tahun 1987, di mana indeks tersebut ambruk lebih dari 14% dalam satu hari.
Kekhawatiran akan potensi resesi di AS muncul setelah data pasar tenaga kerja menunjukkan perlambatan yang tajam. Klaim pengangguran naik secara signifikan, melebihi ekspektasi pasar. Data pekerjaan tercatat di luar pertanian juga menunjukkan penambahan yang jauh di bawah proyeksi pasar. Tingkat pengangguran AS juga mengalami kenaikan, menandakan bahwa ancaman resesi semakin nyata.
Para pelaku pasar khawatir bahwa bank sentral AS, Federal Reserve, lambat dalam mengambil langkah-langkah untuk mencegah resesi. Quantitative easing yang dilakukan selama pandemi Covid-19 belum dilakukan secara efektif, meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya hard landing ekonomi AS.
Dengan adanya gejolak pasar global dan potensi resesi di AS, para investor di wilayah Asia-Pasifik harus tetap waspada. Meskipun terjadi pemulihan pada beberapa bursa saham, namun ketidakpastian ekonomi global masih menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Para pelaku pasar perlu memperhitungkan risiko dengan cermat dan mengambil langkah-langkah yang bijaksana dalam mengelola portofolio investasi mereka.