Sambut Musim Tanam Jawa Timur, Pupuk Indonesia Akan Genjot Serapan Subsidi

Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional, PT Pupuk Indonesia (Persero) sedang gencar mengajak para petani di Jawa Timur untuk menebus pupuk bersubsidi. Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menekankan pentingnya memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan produktivitas pertanian pada musim tanam kali ini.

Pada acara ‘Rembuk Tani’ di Madiun, Rahmad menyampaikan bahwa Pupuk Indonesia dan Kementerian Pertanian sepakat untuk meningkatkan produktivitas pertanian guna mengurangi ketergantungan impor. Ada dua strategi yang diambil untuk meningkatkan produktivitas padi nasional, yaitu memenuhi kebutuhan pupuk petani dan memperbaiki sistem pengairan.

Untuk mendukung hal itu, alokasi pupuk bersubsidi dinaikkan dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton. Hal ini akan memastikan petani dapat dengan mudah menebus pupuk bersubsidi. Di Jawa Timur sendiri, alokasi pupuk telah ditingkatkan hampir dua kali lipat, dari 963.847 ton menjadi 1.920.074 ton.

Pupuk Indonesia juga menjaga ketersediaan stok pupuk di berbagai daerah di Indonesia. Mereka melakukan kunjungan ke gudang dan kios di Ngawi, serta melaksanakan program ‘Pupuk Indonesia Menyapa’ usai Rembuk Tani di Madiun.

Untuk menyambut musim tanam di Jawa Timur, Pupuk Indonesia menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebanyak 183.099 ton di Gudang Lini II dan Lini III. Stok tersebut melebihi ketentuan minimum yang diatur oleh Pemerintah.

Penyaluran pupuk bersubsidi juga akan dipermudah dengan aplikasi iPubers di semua kios. Pupuk Indonesia juga telah menyiapkan fasilitas pendukung seperti Distributor, Gudang Lini III, kios, dan petugas lapangan.

Untuk mendapatkan pupuk bersubsidi, petani harus menggarap lahan maksimal 2 hektar dan berusaha di subsektor tanaman pangan atau perkebunan tertentu. Data RDKK akan dievaluasi setiap caturwulan sekali.

Rahmad juga menyatakan bahwa penyaluran pupuk bersubsidi akan dipermudah ke depan. Proses pasca penetapan alokasi pupuk akan disederhanakan dengan menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai acuan.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan petani di Jawa Timur dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mengurangi ketergantungan impor. Semoga program ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi pertanian Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *