Pada Kamis (7 Juni 2024), Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) telah resmi dibuka, menandai upaya Rusia untuk mengarahkan fokus pada pemulihan ekonomi dan peluang baru di tengah ketegangan geopolitik yang terus berlangsung. Dalam pidato perkenalannya, Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan pentingnya kerjasama internasional serta multilateralisme sebagai reaksi terhadap permasalahan global. Ia juga berupaya memperkuat relasi ekonomi dengan negara-negara di Asia, Amerika Latin, serta Afrika.
Sejak invasi Ukraina pada 24 Februari 2022, SPIEF telah di-blacklist oleh sebagian besar bisnis dan politisi Barat. Namun, Rusia berupaya menunjukkan bahwa ekonominya tetap stabil dan berkelanjutan, meskipun sanksi dan pembatasan perdagangan yang diberlakukan oleh Barat.
Menurut Max Hess, seorang rekan di Foreign Policy Research Institute, meskipun Kremlin mencoba memperkuat SPIEF dengan mengundang partisipasi internasional, tidak ada investasi besar atau kesepakatan baru yang diharapkan, terutama dengan negara-negara besar.
Tema SPIEF tahun ini, yang berjudul “Mendirikan Landasan Multipolar Dunia — Membentuk Wilayah Pertumbuhan Terbaru,” mencerminkan usaha Rusia dalam melawan dominasi Barat dan memajukan kemitraan perdagangan yang tidak melibatkan Barat. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Rusia yang diperkirakan lebih cepat dari ekonomi maju lainnya pada tahun 2024, menurut IMF.
Putin, dalam pidatonya yang dijadwalkan pada hari Jumat, diharapkan akan mempromosikan ketahanan ekonomi Rusia, peluang investasi, dan pertumbuhan meskipun adanya sanksi internasional. Namun, peran Rusia dalam konflik di Ukraina kemungkinan akan dihindari dalam pidatonya, karena Moskow mencari investasi.
Selain itu, SPIEF 2024 juga menyoroti pengembangan Arktik oleh Rusia, perluasan kelompok ekonomi BRICS, dan industri mobil Rusia sebagai fokus utama dalam program tahun ini.
Vladimir Putin, seorang mantan agen KGB, telah memainkan peran kunci dalam membentuk kebijakan domestik dan internasional Rusia selama lebih dari dua dekade. Kepemimpinannya ditandai dengan usaha untuk memperkuat pemerintahan negara, mengembalikan rasa kebanggaan nasional, serta mengonfirmasikan peran Rusia di arena internasional.
Boris Yeltsin, pendahulu Putin, juga memiliki peran penting dalam sejarah Rusia modern. Dari latar belakang yang sederhana, Yeltsin naik ke kekuasaan politik dan akhirnya mengundurkan diri pada 1999, menyerahkan kekuasaan kepada Vladimir Putin.
Dengan SPIEF 2024, Rusia berusaha menjalin hubungan baru di tengah tantangan geopolitik yang kompleks, menegaskan posisinya sebagai pemain kunci dalam politik dan ekonomi global. Meskipun terus dihadapkan pada tekanan dari Barat, Rusia tetap berupaya memperkuat kedudukannya dalam arena internasional.