Technologue kembali menggelar acara penghargaan tahunan mereka, Technologue Award 2024, untuk memberikan apresiasi kepada para pelaku industri telekomunikasi dan teknologi informasi. Acara ini juga diramaikan dengan sesi bincang-bincang yang diberi judul GeekTalk.
Pada sesi GeekTalk kali ini, tema yang diusung adalah “Tol Langit Menjembatani Indonesia: Masa Depan Indonesia Berdaulat di Era Digital”. Panelis yang hadir antara lain Chief of Technology Transformation Office (TTO) Kemenkes, Setiaji, CEO Alita Praya Mitra Teguh Prasetya, dan Wakil Ketua Bidang Regulasi dan Advokasi Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Syahrial Syarif.
Syahrial Syarif dalam paparannya menyebutkan bahwa tingkat penetrasi internet di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 79,50 persen, dengan jumlah 221.563.469 jiwa dari total populasi 278.696.200 jiwa penduduk Indonesia tahun 2023. Meskipun angka tersebut menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 78,19 persen, APJII mengakui bahwa Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan.
Beberapa tantangan yang dihadapi termasuk masalah finansial, regulasi, dan teknis, yang juga disetujui oleh dua panelis lainnya. Terkait dengan aspek teknis, Setiaji juga menyoroti kebutuhan akan internet dalam penyediaan layanan kesehatan di Indonesia. Saat ini, lebih dari 700 fasilitas kesehatan tidak memiliki konektivitas dan akses internet yang andal, serta lebih dari satu juta kader dan praktisi kesehatan harus mendaftarkan data dalam bentuk digital dan kertas.
Untuk mengatasi hambatan ini, kerjasama antara pemerintah dan perusahaan penyedia layanan internet berbasis satelit seperti Starlink milik Elon Musk telah membantu, meskipun masih belum sepenuhnya menyelesaikan masalah tersebut. Kehadiran Starlink di Indonesia diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam lanskap telekomunikasi.
Selain meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM), seperti tenaga kesehatan di sektor kesehatan, ketiga panelis sepakat bahwa perbaikan regulasi juga sangat penting. Pemerintah perlu menetapkan batasan yang jelas dalam berbagai aspek terkait, termasuk perlindungan data pribadi, serta harmonisasi antara regulasi daerah dan pusat.
Untuk mengatasi keterbatasan jaringan di wilayah non-kota besar di Indonesia, ketiga panelis juga setuju bahwa kolaborasi dalam ekosistem terkait sangat diperlukan. Ekosistem tidak hanya terdiri dari infrastruktur, tetapi juga perangkat, penyedia jaringan, platform, hingga aplikasi, sebelum manfaatnya benar-benar dirasakan oleh pengguna.
Pengguna juga perlu terlibat dalam kolaborasi ini, dengan memanfaatkan jaringan untuk meningkatkan nilai ekonomi digital, misalnya dalam melakukan transaksi perdagangan. Technologue Award 2024 diberikan kepada berbagai perusahaan terkemuka dalam industri telekomunikasi dan teknologi informasi, seperti Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, XL Axiata, dan Smartfren.
Di kategori Smartphone, penghargaan diberikan kepada Xiaomi, Samsung Galaxy Fold6, vivo V30 Pro, iQoo Z9, Poco M6, Redmi Note 13, dan Oppo Reno12 5G. Sedangkan di kategori Notebook, Asus, Lenovo Legion Pro 5i, Asus, dan Axioo Hype menjadi pemenangnya.
Untuk kategori Accessories, Garmin Venu 3 menjadi Best Smartwatch, sementara di kategori EV Car, Wuling, Cherry, BYD, Hyundai Ioniq 6 Batik, dan AION meraih penghargaan. Semoga dengan adanya acara ini, industri telekomunikasi dan teknologi informasi di Indonesia semakin berkembang dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.